translate into your mother tongue

Kamis, 11 Februari 2016

Tiam Kwe,甜棵 (dalam Bahasa Teochew/ Hokkien); Nian Gao,年糕 ( Kue Keranjang Tionghua)

 Nian Gao,年糕 ( Kue Keranjang Tionghua)

Kue keranjang ini mulai dipergunakan sebagai sesaji pada upacara sembahyang leluhur, tujuh hari menjelang tahun baru Imlek (廿四送尫 Ji Si Sang Ang), dan puncaknya pada malam menjelang tahun baru Imlek. Sebagai sesaji, kue ini biasanya tidak dimakan sampai Cap Go Meh (malam ke-15 setelah tahun baru Imlek).
Dipercaya pada awalnya kue, ini ditujukan sebagai hidangan untuk menyenangkan dewa Tungku (竈君公 Cau Kun Kong) agar membawa laporan yang menyenangkan kepada raja Surga (玉皇上帝 Giok Hong Siang Te). Selain itu, bentuknya yang bulat bermakna agar keluarga yang merayakan Imlek tersebut dapat terus bersatu, rukun dan bulat tekad dalam menghadapi tahun yang akan datang. ( (Sumber: wikipedia)

Bahan:
*2 kg tepung beras ketan;
* 5 butir kelapa yang diperas santannya;
*3 kg gula pasir;
 3kg gula merah;

CARA MEMBUAT:
  1. Tepung ketan dicampur dengan gula merah hingga rata,
  2. Kemudian masukan santan ke dalam adonan
  3. Setelah campuran menjadi cair rebus sambil terus diaduk-aduk hingga mendidih dan berubah warna kecoklatan.
  4. Siapkan cetakan, alasi dengan daun pisang atau plastik minyak.
  5. Tuang adonan tadi kedalam cetakan, biarkan hingga dingin.
  6. Setelah dingin baru tutup bagian atas tadi dengan daun pisang atau plastik minyak yang tersisa.
  7. Kue keranjang sudah jadi dan siap disantap.
Catatan:
Kue keranjang yang sudah lama dan keras ( bekas sembahyang) jangan dibuang. Kue tersebut masih dapat dimakan karena menggunakan proses pemanisan makanan (cara pengawetan makanan alami). Ketahanan kue keranjang dapat mencapai beberapa bulan. 
Dalam mengolah kue keranjang yang telah mengeras dapat digoreng begitu saja atau digoreng tepung, seperti jajanan gorengan di warung. Rasanya begitu nikmat dan dapat disantap dengan sensasi yang hangat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar